Translate
Kamis, 28 Juni 2012
Rabu, 27 Juni 2012
Keindahan Pantai Sebanjar
Apa yang terhampar di depan saya sungguh menyejukkan sekaligus menyenangkan. Paduan biru laut yang bergradasi dari biru muda sampai biru tua di ujung mata memandang dan biru langit disertai deretan bukit yang membiru di antara keduanya membuat saya menarik nafas panjang. Mengumpulkan jernihnya oksigen dan kemudian menghembuskannya..uuuuuushshshshsh......
Teriknya panas sinar matahari semakin membuat laut, bukit dan langit siang itu tampil dengan jelas dan terang. Dengan sapuan awan putihnya di dinding langit, ehm…eloknya. Itulah keindahan nan permai yang saya jumpai ketika berkunjung ke Pantai Sebanjar, Alor Nusa Tenggara Timur pada pekan pertama Maret lalu.
Pantai Sebanjar terletak di barat Kalabahi, ibu kota kabupaten Alor. Untuk sampai kesana, butuh waktu 45 menit dengan mobil dari Kalabahi. Jalannya beraspal mulus yang langsung berbatasan dengan pantai yang melewati sepanjang pinggiran pulau Alor
Pemerintah Kabupaten Alor menjadikan Pantai Sebanjar sebagai tempat deklarasi Perluasan Konservasi Laut Daerah Alor pada 7 Maret lalu. Untuk sampai ke pinggir pantainya, kita mesti melewati jalanan tanah berpasir dari jalan beraspal. Laiknya kawasan pantai yang belum digarap sebagai lokasi wisata, disepanjang kiri-kanannya tanaman-tanaman tumbuh liar yang sebagiannya lagi membentuk pagar jalan.
Di pantai ini, pemerintah sudah membangun sejumlah pondok wisata dari bahan kayu. Lokasi wisata dipagari tembok. Halamannya masih dibiarkan begitu saja, ya mungkin karena masih jarang yang datang berkunjung, belum ada penataan yang maksimal, rerumputan masih dibiarkan begitu saja. Tapi tak apa, bagi saya ini bukan perkara, yang penting pengunjung bisa bersuka cita dengan menatap birunya laut dan birunya langit di Pantai Sebanjar.
Warga menyambut peserta yang datang dengan Tari Cakalele, tarian penyambutan untuk tamu yang datang. Ya tradisi disini banyak atau sebagiannya masih sama dengan tradisi di Maluku. Bahkan salah satu pulau di Selat Pantar bernama Ternate. Kemudian di arena acara, sebelum pembukaan tamu yang datang diajak untuk ikut Tari Lego-Lego. Tarian ini membentuk semacam lingkaran, penari dan tamu saling merekatkan tangannya ke bahu teman disebelahnya, membentuk lingkaran. Bagi saya, tarian itu adalah sebuah tanda keakraban untuk kami, orang-orang yang datang dari jauh, yang baru saat itu kenal dan bertatap muka dengan mereka.
Bupati Alor Ansgerius Takalapeta mengatakan perluasan konservasi laut daerah ini tidak saja bertujuan konservasi semata tapi juga untuk kesejahteraan masyarakat. “Untuk mengatur dan mengelola supaya pemanfaatannya dapat lebih baik dan berkelanjutan,” kata Bupati Ans Takalapeta.
Selesai deklarasi, dilaksanaka lomba tarik tambang perahu dan lomba dayung. Ada empat tim perahu yang ikut lomba dayung, yang setiap perahu terdiri dari dua orang. Mereka start dari jarak sekitar 500 meter dari sisi selatan Pantai Sebanjar. Warga di sekitar Pantai Sebanjar antusias menyaksikan lomba ini. Mereka dengan semangat bersorak-sorai, Ketika keempat perahu masih dikejauhan, warga sudah teriak-teriak kegirangan. Bukan untuk mendukung salah satu tim, tapi untuk keempat tim sekaligus, sorak dukungan itu mereka berikan, karena semua peserta lomba, tak lain adalah kawan sekampung mereka sendiri.
Setelah lomba dayung, dilanjutkan dengan lomba tarik tambang perahu. Tali tambang diikatkan dibagian ujung perahu yang menyambungkan kedua perahu. Kemudian setiap tim harus menarik tim lawan dengan cara mendayung. Tak henti-hentinya warga berteriak untuk memberi dukungan, tapi sesudah itu yang muncul adalah derai tawa, sebagiannya menertawakan kawannya yang letoi saat mendayung perahu.
Acara deklarasi selesai, Pak Bupati Ans, yang tinggal seminggu lagi menjabat itu, mengajak kawan-kawan wartawan dari Jakarta bersama tim dari WWF Indonesia untuk naik speedboat mengitari Selat Pantar sekaligus melihat alam bawah laut. Speadboat ini bagian lantainya berupa kaca transparan, sehingga kami bisa melihat ke bagian bawah laut. “Ini salah satu fasilitas untuk wisatawan,” katanya tentang speedboat yang kami tumpangi itu. Ada dua speedboat dengan atap pelindung dibagian atasnya yang sudah disediakan pemerintah
Pantai Sebanjar yang bersih dan jernih, tidak terlihat ada sampah, membuat indahnya terumbu karang di dasar laut jelas terlihat. Mulai dari kedalaman dua meter, tiga hingga lima meter, terumbu karang yang berwarna-warni seakan melambai-lambai senang tahu kehadiran kami. Kira-kira tiga ratusan meter dari pantai, kami sudah bertemu tebing jurang, perlahan air dibawah sana mulai gelap. Beberapa terumbu karang terlihat masih menempel di dinding tebing.
Menurut Wawan Ridwan, Direktur Program Kelautan WWF Indonesia, terumbu karang di Selat Pantar ini masih dalam masa pertumbuhan. Selain itu visibility atau jarak pandang terumbu karang di Selat Pantar ini terbilang tinggi. “Ini enggak kalah sama Wakatobi,” ucap Wawan sembari menundukkan badan mengamati jejalan indahnya terumbu karang dibawah sana.
Setelah asyik melihat terumbu karang, rombongan balik ke Pantai Sebanjar. Selesai sudah acara pada siang itu, tapi masih ada acara hiburan. Selain diisi band local yang digawangi anak-anak muda Alor, warga juga dihibur oleh penyanyi dari ibu kota, Nugie. Nugie menyanyikan lagu-lagunya yang terkenal dengan liriknya yang menunjukkan kecintaan pada alam. Ditemani seorang kawannya, ia menghibur warga di Pantai Sebanjar Alor.
Selesai Nugie menyanyi, saya dan empat orang wartawan lainnya dari Jakarta, teman-teman dari WWF dan Nugie kembali ke Kota Kalabahi. Tapi kali ini tidak dengan naik mobil, tapi naik Kotekelema. Ini adalah nama kapal milik WWF yang sehari-hari beroperasi di seputaran Laut Sawu Alor hingga Lembata, barat Pulau Pantar.
Sedari awal acara, Kapal Kotekelema ini bersandar di tengah-tengah Selat Pantar, dia tidak bisa mencapai tepian pantai. Karena itu, untuk kesana sebuah speedboat telah disiapkan. Speedboat ini memang disiapkan dan diikatkan pada kapal Kotekelema, yang digunakan awak kapalnya mencapai daratan.
Kotekelema diambil dari Bahasa Alor yang artinya paus sperma. Paus sperma memang kerap ditemui disekitar perairan Alor. Kawasan Selat Pantar adalah jalur migrasi beberapa mamalia laut, seperti paus (sperm whale, Killer whale, Short finned Pilot Whale dan Blue Whale), lumba (fraser dolpin, spinner dolpin dan Bottlenose dolpin, serta Risso’s dolpin) juga ikan-ikan pelagis.
Dari survei yang dilakukan Tim Ekspedisi Solor-Alor yang terdiri WWF Indonesia, The Nature Conservancy, perguruan tinggi dan pemerintah daerah, terungkap bahwa dari temuan sebelas spesies paus, dua diantaranya berstatus langka, yaitu paus sperm dan paus biru.
Kawasan Selat Pantar yang menghubungkan Laut Banda dan laut Sawu ini setiap tahun mengalami peristiwa naiknya arus dingin di dasar laut, yang naik ke permukaan.
Naik Kotekelema, kami menuju pelabuhan Kalabahi, Kotekelema dinahkodai oleh kapten kapal bernama Jufri Arginggang, berusia 28 tahun. Ia ditemani empat ABK anak buah kapal lainnya, juru mudi Roni Keraf, Kepala kamar Mesin Johanis Mindu Ribetu, pembantu kepala kamar mesin atawa juru minyak Max Gerimuh dan juru masak Rizal.
Jufri dengan tenang menjalankan kapal berbobot GT 34 ini. Ia lulusan sekolah pelayaran di Makasar Sulawesi Selatan, “Orang tua saya juga dulu nahkoda kapal,” katanya. Karena itu, laut dan kehidupannya adalah hal yang taka sing bagi ayah berputera satu ini.
Dari Selat Pantar kami melewati Pulau Pura yang terletak diantara Pulau Alor dan Pantar. Seterusnya kami menyusuri teluk menuju pelabuhan Kalabahi. Diujung sana, kira-kira diatas pelabuhan, saya melihat awan mulai gelap, mendung, tapi diatas Kapal Kotekelema langit masih cerah. Saya memastikan bahwa didepan sana akan terjadi hujan.
Dalam perjalanan kami sempat menyaksikan rombongan lumba-lumba lewat didepan Kotekelema. Seorang kawan dengan cermat menyaksikannya, ketika lumba-lumba itu berlompatan di kejauhan, “Itu lumba-lumba ya,” katanya, saya melemparkan pandangan ke arah yang dia tuju. Mata kami kemudian tidak lepas dari lumba-lumba yang berlompat-lompatan itu sampai mereka menghilang dari pandangan kami.
Selasa, 26 Juni 2012
Fenomena Air Laut Dingin di Alor
Ribuan warga dari Kota Kalabahi, Kecamatan Teluk Mutiara hingga
desa-desa diwilayah Kecamatan Alor Barat Laut (ABAL) di Kabupaten Alor,
sejak Rabu (31/8/2011) hingga Kamis (1/9/2011) memenuhi pantai Makasar
di Desa Alor Kecil, Kecamatan ABAL.
Kedatangannya
tersebut untuk menyaksikan terjadinya fenomena air laut dingin yang
menyebabkan matinya ikan hingga mengapung ke permukaan air laut.
Pengamatan
wartawan di Pantai Alor Kecil, Kamis (1/9/2011), ribuan warga memenuhi
pantai tersebut dari masyarakat biasa, pengusaha, hingga pejabat
pemerintah berbaur di pantai tersebut. Mereka datang ke pantai baik
dengan jalan kaki maupun dengan menggunakan kendaraan sejak pukul 10.00
wita untuk menyaksikan peristiwa unik tahunan yang terjadi di laut Alor
Kecil.
Ditengah
ribuan warga, nampak terlihat, Kapolres Alor, AKBP. Drs. Dominikus
Savio Yampormase. Kapolres langsung memimpin anggota Polres melakukan
pengamanan di pantai tersebut.
Perubahan
suhu air laut menjadi dingin ditandai dengan datangnya gerombolan ikan
lumba-lumba dan burung pemakan ikan. Gerombolan lumba-lumba tersebut
mulai bermain diselat kecil antara Pantai Alor Kecil dan Pulau Kepa.
Selang
waktu dua jam dari gejala awal tersebut, dari bagian tanjung perairan
laut Alor Kecil muncul penguapan air laut. Penguapan tersebut menandakan
suhu air laut mulai dingin yang berawal dari dasar tengah laut di
wilayah Tanjung kemudian merata hingga permukaan laut menjangkau sampai
di pesisir pantai Makasar, Desa Alor kecil.
Masyarakat
dengan menggunakan perahu dan memegang tombak kecil serta jala telah
siaga dilaut tersebut. Biasanya jika air laut telah berubah menjadi suhu
dingin, maka ikan-ikan dari dasar akan pingsan karena tidak tahan
dengan dinginnya suhu air laut yang berubah secara tiba-tiba. Ikan-ikan
tersebut akan naik mengapung di permukaan air laut.
Saat
ikan-ikan mulai terapung, masyarakat yang telah siaga dengan perahu
menuju lokasi ikan-ikan tersebut untuk menangkapnya baik dengan jalan
maupun tombak.
Kepala
Desa Alor Kecil, Yasin Arkiang yang ditemui wartawan dilokasi
mengatakan, arus air laut dingin yang terjadi kali ini di mulai Rabu
(31/8/2011). Menurut Arkiang, arus dingin yang terjadi biasanya mulai
sekitar pukul 12.00 wita hingga pukul 14.30 wita. “Berikutnya terjadi
lagi pada tengah malam,” ujarnya.
Arkiang
menjelaskan, tiap tahun arus dingin yang terjadi sebanyak tiga kali,
yakni saat musim barat selesai, musim kemarau selesai, dan pertengahan
tahun. Untuk tiga tahun belakangan ini, terjadi saat Hari Raya lebaran
selesai.
”Masyarakat
hingga saat ini belum mengetahui secara pasti, mengapa peristiwa unik
tersebut selalu terjadi di laut Alor Kecil. Tahun 1968 ada penelitian
dari Australia, kemudian menyusul lagi dari Jepang. Tetapi kita tidak
tahu hasilnya atau apa penyebabnya. Tetapi ada sebagian masyarakat yang
mengatakan bahwa antara laut wilayah ini ada hubungan dengan laut
dipantai Selatan Jawa. Sehingga ketika “penjaga laut” ini bertemu dengan
“Penjaga Laut” Pantai Selatan jawa, maka terjadilah perubahan suhu air
laut tersebut,” jelas Arkiang.
Ditanya
mengenai air laut dingin yang terjadi dan kurang mengakibatkan banyak
ikan yang mati, Arkiang mengatakan, masalahnya karena dipantai ini sudah
ramai sekali, dan banyak warga yang belum terjadi perubahan suhu sudah
masuk kelaut.
“Kepercayaan
kami disini seperti itu, makanya saya tengah jalan keliling untuk
menyampaikan kepada masyarakat agar jangan masuk dulu ke laut sebelum
airnya dingin. Tetapi tidak dapat dibendung, akhirnya ikan yang terapung
dipermukaan hanya sedikit saja, tidak seperti yang terjadi sebelumnya,”
tutur Arkiang.
Pantauan
wartawan, air laut dingin yang terjadi kali ini, jumlah ikan yang
didapat masyarakat tidak seberapa, sekitar 100-an ekor saja. Ikan-ikan
tersebut antara lain gargahing, belo-belo, mulut panjang dan lamoru.
Pmandian Air Panas "Tuti Adagae"
Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur, terkenal dengan budaya serta potensi wisata alamnya yang asri dan alami. Salah satunya adalah air panas tuti adagae. Dengan fenomena alam yang unik berupa semburan air panas dan batu kristal, membuat kawasan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka yang bosan dengan suasana perkotaan.
Kawasan wisata ini berjarak sekitar 50 KM arah timur Kota Kalabahi Kabupaten Alor Timur, yang bisa di tempuh dengan kendaraan umum sekitar 1 jam perjalanan darat. Sebelum memasuki lokasi semburan air panas, para pengunjung di manjakan dengan pemandangan hutan kenari dengan pepohonan yang teduh, cocok sebagai tempat bersantai bersama keluarga.
Tak hanya itu, para pengunjung kemudian bisa menikmati indahnya aliran air panas kali tuti adagae yang mengalir dengan pelan menuju ke muara dengan selalu mengeluarkan gelembung dan busa serta uap panas. Hangatnya lebih terasa saat kita berdiri di tepian kali. Karena mengandung belerang, warga percaya mandi di kali tersebut bisa menyembuhkan penyakit.
Lantaran selalu mengeluarkan uap panas, membuat batuan di sekitar aliran sungai menjadi mengkristal, dan kristal ini juga sering di pergunakan warga sebagai campuran bumbu dan di yakini memiliki protein tinggi.
Selain di titik semburan, juga terdapat titik-titik semburan dari dasar air seperti mata air kecil yang selalu mengeluarkan air panas. Bahkan, binatang-binatang kecil tak bertahan hidup bila mendekati aliran air tersebut.
Dengan kondisinya yang sejuk dan alami tersebut, membuat kawasan ini sangat cocok untuk wisata alam seperti berjemah dan wisata lintas alam
keindahan Taman Bawa Laut Alor Tak Kalah dengan Aribia
Keindahan bawah laut tentunya selalu identik dengan
kepulauan Karibia. Tetapi jika Anda ingin menyaksikan keindahan laut
tanpa harus keluar negeri, maka pilihannya adalah Selat Pantar. Lokasi
ini memiliki ke eksotisan alam yang tak kalah dengan Karibia.
Wisata alam bawah laut ini memiliki daya tarik tersendiri. Kabarnya, setelah taman laut kepulauan Karibia, banyak wisatawan asing yang mampir ke Alor ini terkesima. Pasalnya selain disuguhkan keindahan taman laut mereka juga menemukan fenomena taman laut yang langka dan sangat menarik.
Sehingga wajar saja jika wisata bahari Alor dengan panorama bawah laut
yang spefisik di Selat Pantar menjadi primadona dan pemikat bagi para
diver kelas dunia dari Amerika, Australia, Austria, Inggris, Belgia,
Belanda, Jerman, Kanada, Selandia Baru, dan beberapa negara di Asia.
Terdata terdapat 26 spot yang mempesona. Bahkan ke-26 titik diving ini dapat dijelajahi seperti, Half Moon Bay, Peter's Prize, Crocodile Rook, Cave Point, The Edge, Coral Clitts, Baeylon, The Arch, Fallt Line, The Pacth, Nite Delht, Kal's Dream, The Ball, Trip Top, The Mlai Hall, No Man's Land, The Chatedral, School's Ut, dan Shark Close.
Terdata terdapat 26 spot yang mempesona. Bahkan ke-26 titik diving ini dapat dijelajahi seperti, Half Moon Bay, Peter's Prize, Crocodile Rook, Cave Point, The Edge, Coral Clitts, Baeylon, The Arch, Fallt Line, The Pacth, Nite Delht, Kal's Dream, The Ball, Trip Top, The Mlai Hall, No Man's Land, The Chatedral, School's Ut, dan Shark Close.
Spot yang terakhit merupakan yang paling menarik karena menjadi
kumpulan ikan hiu dasar laut yang bersahabat dengan para penyelam.
Keindahan bawah laut yang terdapat di Alor Besar, Alor Kecil, Dulolong,
Pulau Buaya, Pulau Kepa, Pulau Ternate, Pulau Pantar, dan Pulau Pura,
juga mengundang decak kagum para diver profesional dari Jakarta dan Bali
untuk datang ke sana.
Bahkan para diver kelas dunia mengakui keindahannya. Kawasan taman laut Alor merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Selain memiliki potensi bahari, Alor juga menyimpan sejumlah lokasi wisata dengan daya tarik kultural dan historis yang masih terjaga.
Bahkan para diver kelas dunia mengakui keindahannya. Kawasan taman laut Alor merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Selain memiliki potensi bahari, Alor juga menyimpan sejumlah lokasi wisata dengan daya tarik kultural dan historis yang masih terjaga.
Langganan:
Postingan (Atom)