Translate

Selasa, 26 Juni 2012

Fenomena Air Laut Dingin di Alor

Ribuan warga dari Kota Kalabahi, Kecamatan Teluk Mutiara hingga desa-desa diwilayah Kecamatan Alor Barat Laut (ABAL) di Kabupaten Alor, sejak Rabu (31/8/2011) hingga Kamis (1/9/2011) memenuhi pantai Makasar di Desa Alor Kecil, Kecamatan ABAL.

Kedatangannya tersebut untuk menyaksikan terjadinya fenomena air laut dingin yang menyebabkan matinya ikan hingga mengapung ke permukaan air laut.
Pengamatan wartawan di Pantai Alor Kecil, Kamis (1/9/2011), ribuan warga memenuhi pantai tersebut dari masyarakat biasa, pengusaha, hingga pejabat pemerintah berbaur di pantai tersebut. Mereka datang ke pantai baik dengan jalan kaki maupun dengan menggunakan kendaraan sejak pukul 10.00 wita untuk menyaksikan peristiwa unik tahunan yang terjadi di laut Alor Kecil.
Ditengah ribuan warga, nampak terlihat, Kapolres Alor, AKBP. Drs. Dominikus Savio Yampormase. Kapolres langsung memimpin anggota Polres melakukan pengamanan di pantai tersebut.
Perubahan suhu air laut menjadi dingin ditandai dengan datangnya gerombolan ikan lumba-lumba dan burung pemakan ikan. Gerombolan lumba-lumba tersebut mulai bermain diselat kecil antara Pantai Alor Kecil dan Pulau Kepa.
Selang waktu dua jam dari gejala awal tersebut, dari bagian tanjung perairan laut Alor Kecil muncul penguapan air laut. Penguapan tersebut menandakan suhu air laut mulai dingin yang berawal dari dasar tengah laut di wilayah Tanjung kemudian merata hingga permukaan laut menjangkau sampai di pesisir pantai Makasar, Desa Alor kecil.
Masyarakat dengan menggunakan perahu dan memegang tombak kecil serta jala telah siaga dilaut tersebut. Biasanya jika air laut telah berubah menjadi suhu dingin, maka ikan-ikan dari dasar akan pingsan karena tidak tahan dengan dinginnya suhu air laut yang berubah secara tiba-tiba. Ikan-ikan tersebut akan naik mengapung di permukaan air laut.
Saat ikan-ikan mulai terapung, masyarakat yang telah siaga dengan perahu menuju lokasi ikan-ikan tersebut untuk menangkapnya baik dengan jalan maupun tombak.
Kepala Desa Alor Kecil, Yasin Arkiang yang ditemui wartawan dilokasi mengatakan, arus air laut dingin yang terjadi kali ini di mulai Rabu (31/8/2011). Menurut Arkiang, arus dingin yang terjadi biasanya mulai sekitar pukul 12.00 wita hingga pukul 14.30 wita. “Berikutnya terjadi lagi pada tengah malam,” ujarnya.
Arkiang menjelaskan, tiap tahun arus dingin yang terjadi sebanyak tiga kali, yakni saat musim barat selesai, musim kemarau selesai, dan pertengahan tahun. Untuk tiga tahun belakangan ini, terjadi saat Hari Raya lebaran selesai.
”Masyarakat hingga saat ini belum mengetahui secara pasti, mengapa peristiwa unik tersebut selalu terjadi di laut Alor Kecil. Tahun 1968 ada penelitian dari Australia, kemudian menyusul lagi dari Jepang. Tetapi kita tidak tahu hasilnya atau apa penyebabnya. Tetapi ada sebagian masyarakat yang mengatakan bahwa antara laut wilayah ini ada hubungan dengan laut dipantai Selatan Jawa. Sehingga ketika “penjaga laut” ini bertemu dengan “Penjaga Laut” Pantai Selatan jawa, maka terjadilah perubahan suhu air laut tersebut,” jelas Arkiang.
Ditanya mengenai air laut dingin yang terjadi dan kurang mengakibatkan banyak ikan yang mati, Arkiang mengatakan, masalahnya karena dipantai ini sudah ramai sekali, dan banyak warga yang belum terjadi perubahan suhu sudah masuk kelaut.
“Kepercayaan kami disini seperti itu, makanya saya tengah jalan keliling untuk menyampaikan kepada masyarakat agar jangan masuk dulu ke laut sebelum airnya dingin. Tetapi tidak dapat dibendung, akhirnya ikan yang terapung dipermukaan hanya sedikit saja, tidak seperti yang terjadi sebelumnya,” tutur Arkiang.
Pantauan wartawan, air laut dingin yang terjadi kali ini, jumlah ikan yang didapat masyarakat tidak seberapa, sekitar 100-an ekor saja. Ikan-ikan tersebut antara lain gargahing, belo-belo, mulut panjang dan lamoru.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar